NTT PASCA PERANG DUNIA II

Sebagai negara yang memiliki banyak kekayaan alam, tentunya akan sangat menarik perhatian dari negara lain. Di Eropa, selepas harga Rempah-rempah melambung tinggi dipasaran dunia orang-orang Eropa mulai mengadu nasib kedaerah dunia timur. Hilir mudik melewati lautan hingga nyangkut diIndonesia menjadikannya Ia mengetahui syurga rempah-rempah yang sebenarnya. Dari tahap perjanjian, gencatan senjata hingga pembantaian menjadi suatu kewajiban dari kaum Penjajah. Gold, Glory dan Gospel menjadi suatu keharusan setelah darah ditumpahkan. Belanda 350 tahun, Inggris 5 tahun, Jepang 4 tahun dan negara-negara lain yang hanya mampir seperti Portugis, Spanyol maupun Prancis (lewat perwakilannya:  Herman Willieam Daendels). Tidak hanya negara-negara yang disebutkan diatas tapi negara-negara pemenang Perang Dunia II  pun pernah bercokol diIndonesia. 
Jika Jepang pada eranya sangat milliteristik namun Australia yang sebagai negara tetangga pun melakukan hal serupa selepas Jepang angkat kaki dari bumi pertiwi ini. 
Menyerahnya Jepang pada 14 agustus 1945 membuat negara-negara sekutu pemenang PD II ramai-ramai datang ke Indonesia untuk melucuti tentara Jepang. 

Tanggal 16 september 1945 sekutu mengirim South East Asia Command (SEAC) dari Singapura pimpinan Laksamana Muda WR. Patterson dan wakil Panglima SEC Lord Louis Mountbatten mendarat di Tanjung Priuk. Mereka memboncengi CHO Van der Plas, mewakili Dr. JHJ Van Mook kepala Netherland East Indies (NICA). 
Misi Mountbatten yaitu membentuk suatu komando khusus yang dinamainya Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI)  dibawah pimpinan Letnan Jendral Sir Philip Christison dengan lima tugas utamanya yaitu menerima penyerahan kekuasaan Jepang, membebaskan tawanan perang dimasa Jepang, melucuti tentara Jepang dan langsung memulangkannya kekampung halamannya, menegakan dan mempertahankan keadaan damai kemudian diserahkan ke pemerintahan sipil dan dan tugas yang terakhir yaitu menghimpun keterangan siapa pelaku kejahatan perang  dan menghukumnya. 

Pasukan AFNEI mendarat belakangan yaitu pada tanggal 29 September 1945. Pasukan AFNEI tidak menguasai seluruh wilayah Indonesia,  mereka hanya menduduki wilayah Sumatra dan Jawa sedangkan wilayah lainnya diserahkan pada angkatan perang Australia. 
Sebagai negara yang bergabung dalam blok sekutu (Amerika, Inggris, Kanada, Prancis dan tentunya Australia) yang telah bersusah payah memenangkan PD II dalam front pasifik tentu saja pembagian wilayah sehabis pertumpahan darah menjadi suatu keharusan. Australia sebagai negara yang paling dekat dengan Indonesia bagian timur terutama Nusa Tenggara Timur tentu mengambil kesempatan ini. Pada tanggal 11 September 1945 dibawah komando Jendral Sir Thomas Blamey mendarat diKupang. 

Pasukan Australia tentu lebih duluan mendarat diwilayah Indonesia ketimbang pasukan lainnya, jika dilihat dari kronologis waktunya. Mungkin jarak yang begitu dekat dan tidak terlalu banyak pasukan yang berada diKupang membuat Australia begitu mudah menduduki Kupang. Berbeda dengan daerah Jawa lainnya yang begitu berkorban selepas Jepang angkat kaki (ada Bandung Lautan Api, Pertempuran Lima hari diSemarang, Pertempuran Ambarawa dan puncaknya Peristiwa berdarah 10 November Surabaya). 
Pendudukan yang dilakukan Australia tidak berlangsung lama. Selepas melucuti senjata pasukan Jepang, Australia pun menyerahkan daerah Timor dan NTT pada umumnya kepada pemerintahan sipil Belanda (NICA). 
 
Pemerintahan Sipil Belanda pun mulai membentuk Keresidenan Timor yang membawahi tiga Afdeeling yakni Afdeeling Timor dan kepulauannya dengan pusatnya diKupang, Afdeeling Flores dengan pusatnya di Ende dan Afdeeling Sumba dengan pusatnya diWaingapu. 
Inilah yang menjadi salah satu daerah kekuasaan awal yang menjadi cikal bakal Negara Indonesia Timur (NIT) yang dipelesetkan oleh tokoh-tokoh pergerakan dari Indonesia barat dengan singkatan Negara Ikut Tuan (NIT). Banyak dari Tokoh-tokoh NTT maupun daerah timur lainnya yang bergabung didalam parlemen Negara Indonesia Timur yang selalu menginginkan bergabung bersama NKRI pimpinan Soekarno-Hatta. Keberasilannya pada tahun 1950 NIT meleburkan diri dibersama NKRI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ARTI OESAPA

WIDYARMAN CUP XVII, KETUA UMUM HMI CABANG KUPANG : SELAMAT KEPADA IPPERTATEK YANG SUDAH JUARA DUA.

Muswil KAHMI NTT Tahun 2022 ini Sambutan dari H. Anwar Pua Geno SH Mantan Ketua DPRD NTT Era Gubernur Almarhum Drs. Frans Lebu Raya 2014-2019