WIDYARMAN CUP XVII, KETUA UMUM HMI CABANG KUPANG : SELAMAT KEPADA IPPERTATEK YANG SUDAH JUARA DUA.

-


Turnamen bergengsi Widiayman Cup 2020 dari dua minggu lalu telah berakhir. Penutupan Widyarman Cup Sore tadi tanggal 23 november 2020 berlangsung khidmat. Sambutan perdana dari ketua umum Widyarman Abang Jul mengatakan dinamika yang dilalui selama pertandingan harus menjadi pembelajaran buat kita. Kekompakan dan Silahturahmi harus tetap terjaga. Tak lupa pula profisiat kepada para juara yang dengan susah payah memenangkan Widyarman cup ini sambungnya.  Sambutan kedua dari Senior HMI yang diwakili oleh abang Jumadi Umar  mengatakan tiap pertandingan yang melibatkan fisik pasti akan terjadi insiden dan itu suatu hal yang wajar itu dinamika biasa. Sebagai senior sambungnya, semua itu bagian dari bunga-bunga yang membawah motivasi.
Tak lupa pula ucapan terimasih juga kepada penyelenggara sampai selesai dengan aman walaupun ada intrik sedikit. Dan untuk juara ini bukan puncak, ini adalah ajang silahturahmi,
Untuk Ippertatetek jangan berkecil hati, jujur kita semua tidak saling kenal satu sama lain, paling tidak ini adalah mometum kita saling kenal, dan untuk tim yang tidak lolos jangan berkecil hati, tutup senior Kipma ini.
Sambutan terakhir dari Ketua Umum HMI Abang Adnan Suluwetang sekaligus menutup kegiatan dengan mengucapkan terimah kasih banyak kepada panitia penyelenggara widyarman cup 2020,
yang sangat menguras waktu dan energi. Sedangkan insiden yang tidak kita inginkan kita selasaikan dengan baik. Tak lupa pula ketua umum HMI Cabang Kupang priode 2019-2020 ini pun mengucapkan
Selamat kepada Kipma yang juara umum untuk yang kedua kalinya. Jika menang selanjutnya bisa membawah Piala. Dan juga untuk memotivasi buat teman teman pengurus baru untuk lebih semangat dan selamat juga kepada Ippertatek yang sudah juara dua.
Kegiatan ini  berakhir dengan do'a pada tepatnya pukul 18:14. *Al Pura/23/11/20

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KASUS BESIPAE : VIKTOR B. LAISKODAT TIDAK BERSALAH ???

-
Gambar
      Jauh sebelum Indonesia merdeka, Kolonial Belanda sudah melirik kawasan Hutan Adat Pubabu milik masyarakat adat yang terdiri dari Vetor Nubuasa, para Amaf (Tuan-tuan adat), dengan menetapkan kawasan hutan tersebut dengan luas wilayah 2.674,4 hektar menjadi hutan adat. Bukti sejarah yang menjadi landasan kuat masyarakat dalam mempertahankan tanahnya. Selain ada perhatian dari Pemerintah Kolonial Belanda, jauh sebelumnya tradisi adat turun temurun dalam menjaga lingkungan hutan adat menjadi suatu keharusan. Sebut saja seperti upacara "onem tfe kio" atau disebut juga berdo'a buka larangan. Setelah Indonesia merdeka 17 agustus 1945 hak tanah dari masyarakat adat kian menipis dengan canpur tangan negara (masa Orba) dalam mengelolah hutan adat tersebut. Hadirnya Negara inilah memicuh konflik yang berkepanjangan antara masyarakat adat Pubabu-Besipae dikecamatan Amanuban Selatan, kabupaten TTS dengan pemerintah propinsi NTT harus menjadi perhatian dari semua piha...
Baca selengkapnya

MENGENAL ARTI OESAPA

-
Gambar
Negara beragam itulah julukan yang tepat untuk sematkan pada Indonesia. Selain penduduknya yang beragam nama daerah pun demikian beragam tergantung ciri khasnya sendiri. Arti sebuah nama sangat penting bagi suatu wilayah sebagai jati diri warganya sebut saja perubahan nama Sunda Kecil menjadi Nusa Tenggara oleh Muh. Yamin pada tahun 1954 dengan alasan wajah kolonial masih membekas sehingga dialam kemerdekaan ini nama Nusa Tenggara lebih cocok menjadi betapa pentingnya generasi sekarang mengenal apa arti sebuah nama. Nusa Tenggara Timur sebagai bagian dari Republik ini pun memiliki beragam nama wilayah yang jika ditelusuri maka memiliki makna yang sengat mendalam. Sebut saja Oesapa daerah yang terletak dibibir pantai dan sepanjang jalan Timor raya ini memiliki makna sejarah dan filosofi tersendiri. Walaupun sumbernya masih jauh dari fakta namun masih korelasi dengan kultur yang ada. Berawal sekelompok yang berjumlah sebelas kepala keluarga yaitu Nunatun, Laikai, Laidaat, Lai...
Baca selengkapnya