KOTA ENDE : PERNAH DIUSULKAN JADI IBUKOTA PROPINSI NTT
Lahirnya propinsi NTT pada tanggal 20 Desember 1958 menjadi suatu perdebatan yang rumit mengenai Kota mana yang dijadikan sebagai pusat administrasi. Rekomendasi kota Ende dan Kupang mewarnai debat para politisi pada zaman itu. Kuatnya dua partai besar dalam kanca perpolitikan awal NTT ini mungkin menjadi suatu alasan yang tak terbantahkan yaitu Partai Khatolik dan PARKINDO (Partai Kristen Indonesia). Partai Khatolik pimpinan para politisi Frans sales Lega, Gaspar Kero dan lainnya begitupun juga dari politisi PARKINDO keduanya memiliki legitimasi kuat dari rakyat NTT. Perseteruan ini pun berakhir dengan terpilihnya Kupang sebagai Ibukota dikarenakan letaknya yang strategis, bernilai ekonomis dari berbagai perhubungan darat, laut dan udara mengalahkan argumentasi dari Ende yang hanya karna secara historis Ir Soekarno pernah diasingkan dikota ini.
Sedangkan diangkatnya W.J Lalamentik putra asal Manado ini menjadi Gubernur perdana bukan pilihan rakyat, beliau hanya diangkat menjadi Pjs untuk menyiapkan pemilihan gubernur selanjutnya. Namun peta perpolitikan tingkat Nasional diawal tahun 60an kian memanas sampai pada puncaknya G30SPKI. Selepas G30SPKI militer mendominasi politik diNusantara, NTT pun tak lepas dari pengaruh itu. El Tari menjadi contoh kongkritnya, Gubernur kedua yang berlatar belakang militer ini mengisi kursi kepemimpinan NTT.
Terlepas dari siapa pun pemimpinnya, namun ideologi dari dua partai besar yang dulu mewarnai sejarah perpolitikan diNTT ini masih membekas dalam pesta-pesta demokrasi selanjutnya, walaupun secara nama kedua partai besar ini telah tiada.
Komentar
Posting Komentar