Diantara Musso, Aidit dan Kultur Masyarakat Indonesia

Peradaban bangsa Indonesia adalah peradaban yang maju walaupun tidak semaju peradaban Mesir Kuno, Yunani, China dan Arab namun bangsa kita sangat membuka diri terhadap kultur budaya luar yang datang keIndonesia. Hindu  dan Budha datang membawah Indonesia pada suatu tatanan baru peradaban dimulai tahun 400 SM, wilayah Kutai sudah menunjukan bukti tertulis yang telah menandakan sumbangsi dari Agama Hindu Budha ini mewarnai corak pemikiran masyarakat Indonesia. Kesuksesakam kaum Brahmana dari India ini mencapai puncaknya pada masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Masyarakat Indonesia tidak serta merta terbawah oleh pemikiran Hindu Budha ini, kultur asli tidak lenyap. Ia masih berdiri kokoh berdampingan dengan peradaban Hindu Budha yang maju. Sebut saja budaya Wayang telah dikenal sejak zaman prasejarah dahulu sekitar tahun 1500 SM. Ketika masa itu Indonesia belum memiliki agama dan masih memeluk animisme yang memuja para roh nenek moyang dalam bentuk arca ataupun gambar. Begitu pun juga dengan kerajinan Batik maupun beberapa tarian seperti tarian Reog Ponorogo yang merupakan kultur asli Indonesia. Selepas Hindu Budha, Islam pun datang dengan membawah pesan baru yang diterima olah mayoritas masyarakat Indonesia. Dimulai dari ujung Sumatra, Islam mulai mendominasi Peradaban di Indonesia. Kerajaan Pasai, Demak, Mataram Islam, Gowa Tallo hingga Ternate Tidore menjadikan Islam mewarnai kultur masyarakat Indonesia. Diterimanya Islam sebagai agama mayoritas oleh masyarakat Indonesia tidak memudarkan budaya asli begitu saja, Justru Islamlah yang menyesuaikan dengan pola pikir masyarakat Indonesia. Menyiarkan ajaran Islam lewat wayang, music, tarian hingga menyesuaikan dengan adat dan tradisi masyarakat Indonesia oleh para Walisongo membuat Islam diterima dengan mudah oleh masyarakat Indonesia. Musso sang politikus dari Partai Kumunis Indonesia ini harusnya melihat Indonesia sebagai suatu masyarakat yang membuka diri terhadap pemikiran maupun kultur baru yang datang menetap diIndonesia. Kedatangan Musso pada 11 september 1948 sekian lama menghilang dari Indonesia sejak tahun 1926 ini menginginkan suatu tatanan baru masyarakat Indonesia dengan paham Stanilis yang pro Uni Soviet. Masyarakat tidak begitu saja menerima paham Musso ini, pertentangan antar Sokarno yang lebih dominan didukung oleh masyarakat Indonesia telah memgantarkan Musso bersama pahamnya terkubur rapat ditanah walaupun Aidit masih mewarisinya. Kekalahan Musso menandakan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang cerdas, pidato Sokarno yang menyatakan memilih Musso atau dirinya menunjukan bahwa Masyarakat lebih memcintai figur yang mampu memadukan kultur asli daerah dengan kultur luar negri.
Soekarno menang, Musso bersama pahamnya terkubur. D.N Aidit jelas masih bernapas dan kembali menyusun strategi baru dalam menghidupkan ulang paham Komunisme ini. Kemenangan Soekarno terhadap Musso tidak serta merta menghilangkan paham Komunisme ini. Aidit yang masih bernapas ini membangun kembali strategi baru dalam merangkul masyarakat Indonesia. Tepatnya Tahun 1951 kaum muda diantaranya Aidit, Lukman, Nyoto, dan Soedisman yang selamat dari peritiwa Madiun 1948 ini kembali merajut ulang dogma Marxismenya kemasyarakat Indonesia. Perubahan setrategi D.N Aidit inilah yang membawah PKI ke empat besar pemilihan umum 1955. PKI masuk dalam jajaran partai besar di Indonesia. Awal perubahannya masyarakat begitu terpukau dengan kinerja PKI yang mampu merangkul masyarakat kelas bawah. Membangun jembatan, selokan, parit, jalan raya bahkan menyusun organisasi sayap sayapnya dari kaum seniman, kaum buruh, kaum Intelektual hingga kaum tani menjadikan pendukung PKI kian membemgkak bahkan masuk menjadi anak emasnya Soekarno. Sayangnya sekali penghianat tetap penghianat. Tahun 1965 menjadikan PKI terkubur sedalam dalamnya atas penghianatannya sendiri. Rekam jejaknya sangat menarik masyarakat Indonesia namun perilaku ideloginyalah yang membawahnya ke peti kematian. Walaupun penuh kontroversi dalam tragedi 1965 ini namun perlu kita sadari bahwa budaya Indonesia adalah budaya yang sangat toleran dalam menerima idelogi baru namun bersikap keras ketika ideologi tersebut menyimpang dari kultur Rakyat Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ARTI OESAPA

WIDYARMAN CUP XVII, KETUA UMUM HMI CABANG KUPANG : SELAMAT KEPADA IPPERTATEK YANG SUDAH JUARA DUA.

Muswil KAHMI NTT Tahun 2022 ini Sambutan dari H. Anwar Pua Geno SH Mantan Ketua DPRD NTT Era Gubernur Almarhum Drs. Frans Lebu Raya 2014-2019