"AMERICA GO TO HELL" Aku akan mengatarkanmu ke neraka KATA Ir. SOEKARNO terhadap Amerika.
Pikiran manusia selalu menginginkan kemenangan. Dan itu merupakan naluri manusia yang tak terbantahkan. Perebutan sel sperma menuju ovum merupakan langkah awal dalam menginjakan kakinya didunia. Teori biologis menyatakan demikian ribuan sel sperma berlomba-lomba menuju ovum tuk dibuahi. Selepas memenangkan pertandingan awal, manusia mengalami fase didikan awal yang penuh ketulusan. Pertarungan selanjutnya selepas melewati kasih yang tulus yaitu manusia menuju suatu kehidupan yang penuh dengan tantangan. Perbedaan gaya hidup, perbedaan pemikiran, perbedaan lingkungan menjadi tantangan sendiri. Semuanya menjadi akumulasi dari peperangan-peperangan dalam sejarah peradaban manusia. Banyak yang bertahan dan berjaya hingga sekarang namun banyak juga yang lenyap tanpa nama. Konteks peperangan dalam sejarah peradaban manusia dalam memperjuangan kehidupan bukan seperti makhluk lainnya. Manusia bukan seperti binatang yang hanya mempertahankan spesiesnya. Yunani kuno, dan piagam Madinah dalam peradaban didaerah timur tengah ini mungkin menjadi suatu contoh peeradaban yang menginginkan keseimbangan perbedaan. Demokrasi lahir dan besar menjadi bukti Yunani kuno dan Arab pada masa Muhammad itu menginginkan keseimbangan kehidupan bukan suatu keserakahan. Kehidupan terus berlanjut banyak peradaban yang tumbang karna tidak menginginkan suatu perbedaan dalam menghadapi keritikan tajam dari sekelompok golongan lainnya. Itulah yang menghadirkan perang. Kisah Ibrahim menghadapi Namrud, kisah Musa dalam menghadapi Fir'aun, Kisah Abu Lahab menghadapi Muhammad ketiganya menjadi contoh lenyapnya keserakahan dalam suatu perlombaan memperjuangkan kehidupan manusia. Kehidupan tetap masih berlanjut, VOC, Hitler, Uni Soviet, memiliki nasib yang sama tumbang karna keserakahan. Akankah berhenti arus kehidupan ini, tidak. Peradaban barat dalam menguasai negara-negara Asia, Afrika maupun Amerika latin masih terus berlanjut. Perubahan dalam penguasaan negara-negara barat terhadap negara yang dulu dijajahnya menjadi suatu kesadaran sendiri bahwa menggunakan pedang dalam menaklukan suatu bangsa tidak akan bertahan lama. Ketulusan semu menjadi trik awal dalam merangkul kembali negri yang pernah dibantainya ini. Berikan mereka Kemerdekaan, berikan mereka kebebasan tapi ekonomi harus kita yang kuasai. Biarkan mereka berpesta dalam demokrasi namun mengendalikan ekonomi mereka harus menjadi prioritas kita. Inilah kehidupan. Media, Ilmu pengetahuan, gaya hidup menjadi suatu bentuk perubahan baru dan sangat nyata dari pihak lain dalam menguasai suatu bangsa. Indonesia sebenarnya sudah berjuang melepaskan diri dari genggaman barat. Soekarno menjadi perlawanan awal dalam menghadapi hegemoni barat. Keluar dari PBB, Amerika boleh "Go to hell" (pergi ke neraka) menjadi langkah kongkrit yang pernah dilalui oleh presiden pertama ini. Tanggal 7 Januari 1965 ketidaksukaan Soekarno terhadap hegomoni barat di Asia tenggara terutama Malaysia membuat Indonesia pesimis dan memilih langkah kaki keluar dari PBB, ditahun sebelumnya 1964 Soekarno tepatnya bulan maret saat itu sang proklamator ini akan mengantarkan Amerika keneraka dengan selogan "go to hell"nya. Itu adalah fakta sejarah yang menyadarkan kita bahwa Barat tidak akan menginginkan negara jajahan merdeka seutuhnya. Selepas Soekarno, pemimpin-pemimpin selanjutnya hanya menjadi boneka barat. Soeharto misalnya, dimanfaatkan Barat tuk menghancurkan Soekarno. Senjata menjadi alat kepemimpinannya walaupun ada kemajuan sedikit yang diberikannya, namun tetap saja kemajuaannya hanya bagian dari belaskasih barat. Ia tumbang juga karna ketidakpatuhan dia terhadap barat. Habibie hadir, Gusdur hadir, Mega hadir, SBY hadir, hingga Jokowi hadir semua pemimpin mengetahui itu. Menjadi patuh terhadap barat atau memilih jalan lain menjadi konswekuesi mahal yang harus siap kita hadapi.
Komentar
Posting Komentar