MENINGKATKAN POTENSI WIRAUSAHA KADER DIMASA PANDEMI COVID 19, Dalam Program Kerja KOMISARIAT IPPERTATEK ini pernyataan dari Ketua Komisariat, Ketua Cabang dan Alumni.

MENINGKATKAN POTENSI WIRAUSAHA KADER DIMASA PANDEMI COVID 19, Dalam Program Kerja KOMISARIAT IPPERTATEK ini pernyataan dari Ketua Komisariat, Ketua Cabang dan Alumni.

Himpunan Mahasiswa Islam merupakan salah organisasi paling senior diIndonesia yang berdiri pada tahun 1947 tepatnya pada tanggal 5 februari yang jelas lebih tua dari sekian banyak organisasi yang berbasis mahasiswa lainnya. Gagasan dari Lafran Pane ini masih berkibar hingga saat ini terhitung sudah 73 tahun berdiri. Pola pengkaderannya begitu jelas mulai dari struktur Komisariat hingga ke Pengurus Besar memiliki keunikan tersendiri karna semua cabang maupun komisariat punya latar belakang yang berbeda beda yang tersebar diseluruh wilayah NKRI. Salah satunya diKupang ibu kota Provinsi NTT. Dari struktur HMI jelas Komisariat merupakan ujung tombak pengkaderan sebab pola kaderisasi selalu diawali dari Komisariat dimulai dari MAPERCA, LK I dan lainnya tergantung komisariatnya. Sedangkan Cabang maupun PB pun demikian memiliki program yang tidak boleh sama dengan komisariat. Salah satu dari sekian komisariat diKupang diantaranya IPPERTATEK, KIPMA, AHMAD DAHLAN, WIDYARMAN, HUKUM, dan FISIP memiliki keunikan tersendiri karna memiliki latar belakang ilmu yang berbeda beda. 

Salah satu kegiatan ditengah Covid 19 dari Ippertatek yaitu : MENINGKATKAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN KADER DIMASA PANDEMI COVID 19 ini kata Ketua Komisariat, Ketua Cabang dan Alumni. 

Berawal dari Ketua Komisariat Ippertatek yang dalam sambutannya tersebut banyak memgulas tentang situasi Covid 19 dan juga arus globalisasi begitu cepat, yang menyebabkan kondisi ekonomi dunia melarat. Dalam menghadapi situasi yang demikian tambah Mahasiswa Kedokteran Undana ini, HMI harus menumbuhkan dalam setiap kadernya jiwa wirausaha atau enterpiener dan juga  harus berjiwa mandiri. Ketua Komisariat dengan nama lengkap Idhar T. Dasi ini pun menambahkan sosok Muhammad kecil dalam menghadapi kehidupannya itu menunjukan bahwa jiwa kemandiraan Nabi begitu luar biasa.  Hingga saat  Nabi Muhamnad SAW beranjak Dewasa disaat meminang Khadija sang cinta sejatinya, dalam pelamarannya terhadap Cintanya tersebut kata Pria Asal Flotim Sang Muhammad  begitu mapan dalam menuju rumah tangganya ditandai dengan mahar 25 unta yang kalau diuangkan berjumlah 700 juta inilah sosok yang perlu menjadi rujukan kita semua karna sudah menjadi pengusaha yang sukses sebelum menuju rumah tangganya. Ia pun menambahkan situasi Ekonomi negara Islam kini kala bersaing dengan negara-negara sekuler karna kurangnya semangat usaha dari Umat Islam sendiri. Diakhir sambutannya  output yang  diharap Ketua Komisariat ini yaitu jadilah seperti burung Bul Bul dalam memadam api saat nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud dan antek-anteknya walaupun begitu sedikit air yang dibawah namun semangat dari burung bul-bul inilah yang menjadi pelajaran kita.

Sambutan yang kedua dari Alumni HMI yaitu Abang Arman Pua Upa.

Situasi negara diseluruh dunia mengalami resesi ekonomi begitu pun Indonesia. Buruknya ekonomi Indonesia ini berangkat dari mental instan dari generasi muda. Banyak kampus menghadirkan Sarjana bahkan banyak generasi mudah terlalu mengharap dari pemerintah melalui CPNS yang faktanya banyak yang tidak lulus. Abang Senior HMI ini pun menambahkan inisiasi dari Ippertatek ini membuktikan bahwa kader HMI kelak tidak terlalu mengharapkan pekerjaan dari pemerintah. Dalam memberikan sambutan tersebut Abang memberikan tiga komponen resep sederhana dalam menumbuhkan sifat kewirausahan yaitu keterampilan, pengetahuan dan mental. Semua sangat penting dalam mngembangkan ekonomi diIndonesia, disaat seluruh negara mengalami resesi ekonomi. Dari resep sederhana tersebut kata Abang outputnya harus memiliki komponen tersebut dan selalu berkesinambungan, hingga bisa melahirkan wirausaha-wirausaha diIndonesia maupun diNTT pada khususnya. Kader HMI harus berdikari. Kondisi pandemi Covid 19 terlepas dari konspirasi atau apapun itu tidak perlu dengar intinya usaha apa saja dengan melihat kondisi kebutuhan dimasyarakat. Sebelum mengakhiri pidato singkatnya Abang pun mengatakan UMKM merupakan penopang ekonomi di Indonesia yang jelas membuat kegiatan ini sangat bermakna karna ilmu dasar UMKM bisa dimiliki.

Sambutan terakhir dari Ketua Cabang Kupang sekaligus membuka kegiatan ini yaitu dengan berterimakasìh kasih kepada pihak komisariat Ippertatek yang sudah bersusah payah membuat kegiatan ini. Ketua cabang yang sudah bertitel Sarjana Pendidikan ini pun menambahkan kondisi ekonomi Indonesia yang buruk ditengah situasi Covid 19 ini apalagi OMNIBUS LAW/UU CIPTAKER yang masih kontroversi membuat persoalan tenaga kerja kedepannya yang makin parah. Hadirnya kegiatan ini pun memberikan solusi yang pasti bagi kader HMI. Ketua umum asal Kabupaten Alor ini menambahkan harus ada tindak lanjut dari komisariat dan diback up oleh Cabang hingga bisa menghasikan output yang bermanfaat ditengah masyarakat maupun dilingkungan hijau hitam. Perlu ada semangat yang nyata dan bukan hanya kegiatan yang rutinitas kritik  Ketua Umum. Mengakhiri pidatonya sekaligus membuka kegiatan Sang Ketua Umum pun memberi pesan kepada peserta kegiatan untuk selalu semangat dalam mengikuti kegiatan ini agar bisa bermanfaat untuk negara maupun lingkup HMI Cabang Kupang secara khususnya.

Dalam acara pembukaan yang dimulai pada sore hari tepatnya pada pukul empat dan berakhir pada dan berakhir pada pukul lima lewat tiga puluh menit ini menjadi bukti bahwa HMI memiliki pola pengkaderan yang sangat jelas dan selalu memberikan sumbangsi pada masyarakat Indonesia. Seperti apa yang dikatakan oleh Jendral Sudirman dalam sambutannya diAcara Ulang Tahun perdana HMI pada tanggal 6 februari 1948 yaitu HMI satunya diartikan HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM sedangkan yang satunya lagi HARAPAN MASYARAKAT INDONESIA dalam sambutan Pak Dirman panggilan akrabnya itu termuat dalam Pojok Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta terbitan hari sabtu tanggal 7 Februari 1948 tahun III No. 99 halaman 2.