RAMAI PENGUNJUNG DIPATUNG TIROSA : NILAI SEJARAHNYA KIAN MEMUDAR
RAMAI PENGUNJUNG DIPATUNG TIROSA : NILAI SEJARAHNYA KIAN MEMUDAR
Melihat begitu ramainya pengunjung ke Patung TIROSA yang terletak di TDM (Tuak Daun Merah) yang dulunya Kecamatan Oebobo menjadikan sumber ekonomi tersendiri bagi pedagang kaki lima diantaranya penjual bakso, kopi (kopling/komunitas kopi keliling), dan berbagai jenis makanan ringan lainya bahkan para foteografer banyak yang menjajakan bakatnya kepada pengunjung yang ingin berpose ria. Patung TIROSA yang sudah disulap dengan indah oleh Pemkot Kupang dimasa kepemimpinan Walikota Jefriston Riwu Koreh memiliki nilai sejarah yang begitu penting. Entah karna ketidaktahuan hingga masih banyak pengunjung yang masih menamainya Bundaran PU. Dikarenakan lokasinya dekat dengan kantor PU Kabupaten Kupang waktu itu ( sekarang sudah menjadi pusat pembelanjaan Hypermart ). Padahal patung tersebut adalah patung persatuan dari tiga pahlawan daeri tiga wilayah yaitu : Timor. Rote, dan Sabu. Diantara sosok yang sebelah kiri (jika dipandang dari depan) adalah Prof. Dr. Herman Johannes yang mewakili Rote, Beliau digambarkan sedang memegang Obor. Beliau adalah pahlawan Nasional kelahiran Rote yang merupakan seorang jenius dibidang sains dan teknik.
Selain itu beliau juga terlibat dalam pemboman jembatan kereta api disungai Progo tahun 1948 dan ikut dalam beberapa pertempuran diantaranya serangan umum 1 maret 1949. Selain itu beliau juga pernah menjadi rector di UGM (1961-1966) dan orang penting dimasa kepemimpinan Soeharto. Sosok sebelah kanan adalah mantan gubernur El Tari (1966-1978), mewakili Sabu. Beliau digambarkan dengan pose khasnya yaitu sedang memegang anakan tanaman. El Tari memiliki motto Tanam, tanam sekali lagi tanam. Sosok terakhir berikutnya yaitu Hendrik Arnold Koroh, raja Amarasi yang memerintah pada tahun 1925-1951. Sosok yang ada ditengah ini mewakili daerah Timor yang digambarkan sedang memegang cangkul. H. A Koroh berhasil membawah Amarasi Berjaya dibidang pertanian. Selain pertanian beliau juga membawah Amarasi sukses dibidang pengembangbiakan sapi dipulau Timor. Patung yang ternama dikota Kupang ini dibangun oleh seniman NTT Crish Ngefak (Alm) dan Jibrael Lasena pada jaman pemerintahan Bupati Kupang Letkol. Paul Lawa Rihi (Alm) ‘90an itu bertujuan untuk memberikan kepada generasi mudah akan nilai perjuangan dan semangat ketiga tokoh tersebut. Selain itu juga menghilangkan primordialisme Timor, Rote, dan Sabu. Pembangunannya yang dimulai pada tahun 1995 tepatnya pada bulan Desember dinamainya TIROSA BERSATU selain artinya Timor, Rote dan Sabu bersatu namun juga memiliki makna yang lebih luas lagi yaitu TIROSA BERSATU akronim dari Tekun, Ibadah, Rukun, Obyektif, Setia, Adil, Bersih, Elok, Rapih, Sehat, Aman, Tertib, Utuh.
Melihat kondisi diPatung TIROSA yang jauh dari makna sejarah karna ketiadaan alat atau petunjuk bagi para pengunjung yang membuat para pengunjung hanya menjadikan objek kumpul-kumpul tanpa memperdulikan nilai sejarah dan semangat akan kemegahan patung TIROSA harus menjadi perhatian yang serius dari pemerintahan Kota Kupang sesuai gagasan awal patung TIROSA yang bangun dimasa kepemimpinan Bupati Kupang Paul Lawa Rihi ini.
Komentar
Posting Komentar