ADONARA DALAM TAFSIRAN MILLINEAL


ADONARA DALAM TAFSIRAN MILLINEAL 

               Adonara tanah mahar gading tapi tak pernah lahirkan gajah. Ada yang unik dikalimat ini, multitafsir. Ada yang menafsirkan karna dipulau Adonara memang tidak ada gajah, tapi saat ngelamar cewe Adonara cowo harus nyiapin beberapa gading. Itulah ribetnya percintaan kaulahmuda diAdonara.
Ada juga yang menafsirkan gajah memang tidak ada diAdonara, gading sengaja dijadikan belis tuk Prempuan Adonara karna Prempuan Adonara seperti Malaikat, sangat Istimewah. Barang istimewah kan tidak mungkin didapat dengan duduk tongkat kaki sa. Harus kerja keras Brow. Harus datangkan gading dari Afrika maupun Sumatra atau beli aja dipasar dunia dengan harga selangit.
Ada juga sinis terhadap gading. Cinta kow seMATERIALISTIS begitu. Cinta kow bisa ketukar dengar barang. 
Aneh kan ...karna banyak gading tentunya banyak istri. Ini pemahaman bagi kaum MATERIALISTIS. (kalo mau ikuti terserah, diluar tanggung jawab penulis hhhh).
Kaum budayawan beda lagi, itu penyatuan dua keluarga karna kultur Adonara kan Paternialistik. Pihak gadis keluar dari barisan keluargamu sedangkan pihak pria mengajak sigadis masuk dalam daftar kartu keluarganya. Penyatuan artinya tidak hanya habis diGading slalu ada serimonial lanjutan yang harus praktekan oleh kedua keluarga yang sudah disatukan oleh kedua sejoli.
Kaum Sejarahwan beda lagi, gading sebagai pemberat Kapal Asing ( Orang Jawa, Bugis, Sumatra, Maupun luar negri terutama China, Afrika dll) yang singgah jualan di pulau Adonara membuang itu gading tersebut stelah transaksi barang dengan masyarakat pribumi pada zaman yang tahunnya masih simpang siur intinya zaman dulu sana ew.
Kaum Bangsawan pun melihatnya sebagai barang yang unik, dan langka. Inspirasipun datang seketika. Dijadikanlah gading sebagai persyaratan meminang anak gadis mereka. Pengaruh  inspirasi tersebut tidak hanya dilingkungan  bangsawan, meluas sampe ke masyarakat luas. Perbedaannya hanya pada jumlah gading saja.
               Melangkah ke pembahasan selanjutnya ADU-DARAH dan ADOK-NARA. Ini sebenarnya pembahasan yang menguras energi. 
                ADOK-NARA misalnya banyak yang bilang dari dua suku kata ADOK yang artinya Kelake ADO Peha dan NARA. Kelake ADO Peha itu nama seorang tokoh sedangkan NARA itu sebagai Kawan atau Saudara. So, artinya Adonara diartikan sebagai Kelake ADO Peha dan Kawan kawannya sebagai cikal bakal peradaban. Ini cerita dari mulut ke mulut, kita percaya saja.
Ada juga yang mengartikan ADOK itu artinya mengadu domba, sedangkan NARA itu tetap Kawan/Saudara. Omong kosong apa lagi niw masa sesama saudara saling adu jotos. Ets jangan sampai betul juga karna ai berengsek Belanda kan pernah mengadu domba kita zesama anak bangsa dengan istilah Dividen et Empire.
Ada juga seenaknya saja ngomong ADU-DARAH dengan landasannya tulisan atau catatan Bule bule jaman Belanda. 
Bisa jadi tulisan itu propaganda kolonial, kekacauan kecil tapi slalu dibesar-besarkan tuk memecah bela kita.
Tidak mungkinkah kalo si Bule yang penulis itu menulis saat itu kekacauan/perang terjadi, kalaupun terjadinya perang terus menerus pastinya si Bule tidak nyaman tinggal diAdonara. Gitu aja kow tafsirannya. Konswensinya disaat terjadinya peperangan antar Suku, Kampung dll diera kekinian selalu jadi alasan pembenaran akan sejarah omong kosong itu bahwa kita lahirnya harus Adu Dara ...buseeetttt.
So, cikal bakal peperangan diseluruh dunia pun sama tidak jauh berbeda seperti di Adonara palengan Perebutan tanah, Harga Diri, dan Perempuan.
Jadi kalapun masih berperang urusan mu sendiri aja ama sih instansi berbaju coklat dan loreng. Tunggu aja dimeja hijau sebagai bukti Benar atau salah, sebagai negara hukum tentunya.
So, Adonara itu biasa aja jangan terlalu so jago kalo dibesar besarkan, diagung agungkan pun wajar sebagai bukti kecintaan kita akan Tanah Adonara. Sama kan zeperti didaerah lain yang punya kisah sendiri, punya cerita sendiri. Setiap daerah itu sama artinya disitu ada kehidupan disitu ada Cinta tanahnya dan tentunya punya kultur tersendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL ARTI OESAPA

WIDYARMAN CUP XVII, KETUA UMUM HMI CABANG KUPANG : SELAMAT KEPADA IPPERTATEK YANG SUDAH JUARA DUA.

Muswil KAHMI NTT Tahun 2022 ini Sambutan dari H. Anwar Pua Geno SH Mantan Ketua DPRD NTT Era Gubernur Almarhum Drs. Frans Lebu Raya 2014-2019